Senin, 21 September 2015

Review Heartling by Indah Hanaco




Penulis : Indah Hanaco
Editor : Irna Permanasari
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Terbit : 2015
Tebal : 256 halaman
ISBN : 978-602-03-1592-8


Monster!

Bagi Amara, monster itu bernama Marcello. Monster dengan kenangan-kenangan buruk. Cowok. Sahabat. Gaun. Pemerkosaan. Rumah sakit. Amara tidak lagi menginginkan hal-hal itu hadir di hidupnya.

Seakan takdir belum puas mengolok-olok Amara, monster itu tiba-tiba muncul mengganggu hubungannya dengan Ji Hwan. Tepat ketika dia berusaha membuka hati.

Apa yang harus Amara lakukan?

-------Heartling-------

Amara Kameli yang kini kembali ke bangku kuliah setelah mengambil cuti selama satu tahun berusaha mencoba untuk bersosialisasi dengan dunia luar lagi. Kenangan masa lalunya yang buruk, membuatnya menjadi trauma pada cowok, pemerkosaan, dan rumah sakit. 

Marcello, pria monster yang membuat Amara menjadi trauma pada itu semua. Ia berharap tidak akan pernah bertemu lagi dengan pria itu. Tapi sayangnya, setelah sekian lama dan akhirnya Amara bisa membuka hatinya sehingga menyukai Ji Hwan -sepupu Brisha, teman lama Amara- pria itu, si Monster yang pernah melakukan pemerkosaan terhadap dirinya itu muncul kembali.

Lalu, bagaimana dengan kehidupan Amara selanjutnya? Apakah Amara tidak bisa berlari dari masa lalunya yang kelam? Bagaimana hubungannya dengan Ji Hwan? Mungkinkah Brisha, Sophie dan Ji Hwan bisa membantu Amara untuk move on?

****

"Tragedi kadang membuat orang lebih cepat matang dibandingkan seharusnya."

Heartling, salah satu novel terbaru dari Indah Hanaco. Membahas tentang ‘Trauma’ dan ‘Move On’. Indah Hanaco cukup berani untuk mengambil ide cerita itu. Dengan tema kenangan masa lalu yang mencekam. Memiliki nilai lebih. Meskipun novel ini tidak bisa mengurangi tingkat pemerkosaan di negeri ini tapi setidaknya, novel ini mampu menyadarkan kita, yang mungkin bisa saja berperan sebagai seseorang yang tinggal atau berada di  sekitar korban-orang yang memiliki trauma akan pemerkosaan-kita bisa ikut berperan membantu mereka untuk bangkit lagi.

Mempunyai kenangan buruk memanglah sangat sulit untuk dihadapi, terlebih lagi jika mereka tidak memiliki orang-orang terdekat yang akan menjaga dan membantu mereka untuk move on. Kehadiran kita sangatlah dibutuhkan, meskipun tidak 100% bisa membuat mereka melupakan masa lalu itu, setidaknya mereka bisa terhibur dan merasa aman jika ada orang yang peduli berada disekitarnya.

Novel ini juga membuat pertanyaan yang selama ini terpendam dalam pikiranku kembali muncul ‘Apa yang seharusnya dilakukan untuk si Pelaku?’ Apakah hukuman mati, pengasingan atau hanya dipenjara saja? Hukuman yang bisa membantu korban untuk tidak kembali terhanyut akan kenangan buruknya, ketika ia harus tanpa sengaja bertemu lagi dengan si Pelaku.

Kekurangan dari novel ini hanya pada kesalahan dalam pengetikan. Selain pada tulisan seperti kata ‘mosnter’, ‘tidaktidak’ dan beberapa kata lainnya yang tidak sesuai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar