Sabtu, 05 September 2015

Review Ladies' Journey -Lala Purwono dkk-





Penulis : Lala Purwono dkk
Editor : Herlina P. Dewi
Penerbit : Stiletto Book
Terbit : Juni 2013
Tebal : 168 halaman
ISBN : 978-602-7572-15-7


Setiap perjalanan menyimpan cerita : kepedihan, kekecewaan, kehangatan, ataupun kebahagiaan. Begitulah kisah-kisah yang terangkum dalam buku ini. Mereka meninggalkan rumah untuk mencari kepastian, mencari cinta, menemukan jati diri, atau bahkan untuk kabur dari hiruk-pikuknya hidup.

Beberapa perempuan menempuh jarak dan wakttu, demi cinta. Di sudut Jakarta, Lina harus menabung keberanian untuk kembail pulang dengan sekoper kesedihan. Sementara Clara menemukan dirinya kembali ke negeri antah-berantah. Perempuan lainnya sibuk membuang masa lalu dan mulai mengoleksi kepingan-kepingan masa depan.

Kisah-kisah dalam buku ini akan mengantarkanmu menjelajah waktu daan menelusuri kenangan, karena setiap perjalanan menyimpan cerita.

-------Ladies’ Journey-------

13 Rute Perjalanan yang berbeda-beda. Selain tempat, mereka juga mempunya tujuan tersendiri untuk melakukan perjalanan itu, cinta, mimpi, kenangan, ataupun kebenaran.

Ibu di Hatiku, Nimas Aksan. Eliana yang harus menerima takdir bahwa ternyata selama ini ia tidaklah bersama dengan ibu kandungnya. Sebelum menikah, ia memutuskan untuk mencaritahu kebenaran itu. Benarkah artis terkenal itu adalah Ibunya?

Asing, Theresia Anik. Tempat asing, dipenuhi orang yang asing. Tidak semuanya buruk dengan hal-hal yang baru. Jika kau membiasakan diri maka sebenarnya semua yang asing tidaklah harus dihindari. Karena terkadang orang terdekatlah yang tak jauh berbahaya.

Cinta Berhenti di Sini, Triani Retno A. Tidak ada yang salah dengan Keana yang mengharapkan cintanya terlalu besar, itu sah-sah saja. Tapi, jika itu akan membuang banyak hal indah dari hidupmu, lupakan dia dan jalani hidupmu dengan baik.

Bali Selalu Punya Cerita, Mpok Mercy Sitanggang. Cinta itu simple, terkadang orang yang membuatnya jadi ribet. Nadia yang memburu Robi hingga harus terbang ke Bali dengan pikiran bahwa ia akan memenangkan hati priaa itu. Nyatanya, Bali punya cerita cinta tersendiri untuknya, pahit dan manis, datang dan pergi begitu saja.

Zelmania, Tikah Kumala. Sulit memang jika kita terlalu banyak memendam kesakitan begitu banyak, dan lama. Akibatnya, ada banyak hal yang menghantui pikiranmu, menguasai dirimu melakukan hal yang sebenarnya tidak kau ingin. Bahkan sebenarnya ia lebih berkuasa dari dirimu jika kau tidak bisa mengendalikannya, dan kau akan hancur, seperti yang ia inginkan.

Jodoh dari Hongkong, Judith Hutapea. Rizki. Ayam Penyet. Ungu. Dan Hongkong. Kisah cinta yang romantis dengan adanya banyak kesamaan yang tercipta antara Rizki dan Sylvie. Tapi, benarkah cinta seperti itu nyata?

Perjalanan Kenangan, Eva Sri Rahayu.  Yang kamu cintai itu bukan orangnya, tapi kenangan manis yang tercipta bersamanya. “Apa salah jika kita punya kenangan sama Mantan?” tidak untuk Erry, ia melepas kenangannya dan memilih menjadi Pria tanpa Kenangan untuk Ovie.

I am Leaving, Lala Purwono. Love’s a gamble; you may win, but oftentimes we lose. Cinta itu menghanyutkan, bahkan membuat kita buta. Lupa akan semua hal yang mestinya tidak dilakukan, lelaki itu telah menghancurkan hidup seorang Lina. Satu cinta yang tidak akan pernah pergi meninggalkan Lina, cinta seorang ibu pada anak perempuannya.

Life is about Choices, Icha Ayu. “Kamu tidak akan membuat orang-orang disekelilingmu bahagia kalau kamu tidak merasa nyaman dengan hidupmu sendiri. Jadi, bukan egois namanya kalau kamu memilih jalan hidup yang kamu inginkan.” Ujar Natacha pada Katia yang kini merasa telah menemukan jawaban atas kebimbangan yang menghantui pikirannya selama ini. Hidup itu memanglah pilihan, bahkan terkadang memiliki nilai yang sama –50/50—jadi, sulit untuk menentukan mana yang benar atau salah. Jalani saja, selama kamu masih merasa nyamn lakukan, dan tinggalkan jika kamu merasa terbebani.

Pulang untuk Cinta, Ririe Rengganis. Cinta dan Jogja. Meninggalkan begitu banyak kenangan pahit, karena kehadiran seorang lelaki yang dengan begitu mudahnya mengumbar kata cinta pada setiap perempuan yang ia cintai. Cinta itu butuh kesabaran, perlu waktu untuk mempelajarinya dengan baik, agar kau tidak salah mencintai orang.

My Vegas (Un)wedding, ayauska Vonita. Lucky. Hidup di negeri orang memang harus bersiap-siap menerima resiko. Menikah dengan seorang model tampan tanpa restu orangtua. Itu akan berakibat buruk. Apalagi jika belum mengenal dengan baik pasangan dan menjalani kehidupan dengan jarak yang memisahkan.

Aku Pasti Kembali, Lygia Pecanduhujan. Hidup memang tak pernah bisa tertebak bagaimana awal dan akhirnya, selain sebagai sebuah fase panjang yang harus kita lalui sebagaimana mestinya. Rainy dan Raja. Pikiran negative dan kecurigaan itulah musuh utama yang mestinya dihindari oleh Rainy jikalau ia tidak ingin menyesal karena telah sempat memutuskan pergi membuat sebuah kenangan. 

Niki Kopitiam, Widyia Ros. Lisa—Malang—Ardi. Pertemuan yang telah dinantikan selama ini, tidakkah sia-sia? Tindakan berani yang mereka ambil, harus terbayar sendiri dengan kesakitan yang begitu mendalam untuk Lisa. Harapannya musnah, ketika ia harus menerima kenyataan akan kehilangan dua orang sekaligus dari sisinya.

****

Ladies’ Journey, sebuah buku kumpulan cerita pendek. Penuh kisah-kisah yang menyimpan banyak makna disetiap perjalanan. Dalam sebuah perjalanan memang terkadang memberikan kita jawaban atas sebuah pertanyaan yang terus menggelayuti hati dan pikiran. 

Life is about Choices dan Aku Pasti Kembali, dua judul cerpen yang sangat menarik untukku.

Aku sangat menyukai buku kumpulan cerpen, karena di sana aku bisa menemukan begitu banyak kisah yang mempunyai makna tersendiri. Sayangnya di buku terbitan Stiletto Book ini, ada kekurangan yang aku temui, halaman 96 “Sebut saya naïf untuk menerima -- Bima” diantara kata menerima dan Bima mestinya hanya terpaut satu spasi tapi sepertinya tertekan tombol enter. Di halaman 143 “terasa semanisgula-gula” harusnya ada spasi di antara semanis dan gula.

Buku ini telah sukses membuatku sedikit mengenang masa laluku, apalagi saat-saat aku dalam perjalanan liburan atau bahkan pelarian. Dan, kenapa harus Bandung, Jogja, Surabaya, Seminyak? Adakah kisah tersendiri dibalik nama kota-kota itu untuk setiap penulisnya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar